Press Centre

Pengemudi & Pelanggan

Kisah Empat UMKM Kuliner yang Menjaga Roda Perekonomian Tetap Berputar di Tengah Pembatasan Sosial

Untuk dapat bertahan dalam masa penuh tantangan ini, pelaku usaha harus beradaptasi dengan segala perubahan yang terjadi melalui strategi baru, terutama para UMKM sebagai garda terdepan perekonomian nasional.

Andalkan teknologi, para UMKM ini tetap bertahan di tengah pandemi dan beri penghidupan bagi banyak orang

Jakarta, 9 April 2020 – Pandemi COVID-19 di Indonesia telah menghantam berbagai sektor usaha. Lembaga pemeringkat Moody’s bahkan memprediksi perekonomian tanah air pada tahun 2020 melambat sampai 3 persen, sebelum kembali naik lagi pada tahun yang akan datang. Bagi UMKM, terutama sektor kuliner, kebijakan pembatasan sosial yang diterapkan secara masif untuk mencegah penyebaran virus COVID-19 telah mengubah pola usaha dan perilaku pelanggan. Pelanggan tak lagi bisa menikmati hidangan di tempat seperti biasa, bahkan beberapa usaha kuliner harus membatasi jumlah pengunjung dan mengurangi jam operasional.

Untuk dapat bertahan dalam masa penuh tantangan ini, pelaku usaha harus beradaptasi dengan segala perubahan yang terjadi melaluistrategi baru, terutama para UMKM sebagai garda terdepan perekonomian nasional. Salah satunya adalah dengan mengandalkan teknologi untuk menjangkau pelanggan dalam situasi pembatasan sosial. Strategi tersebut, seperti yang dilakukan oleh para mitra merchant GrabFood di Bandung, Surabaya, Makassar, dan Medan yang hingga kini masih bertahan dan terus menggerakkan perekonomian kotanya.

Muhammad Muhlis, Manager Pemasaran Wingz O Wingz, salah satu yang menjual kreasi menu daging ayam di Bandung menceritakan betapa dia dan usaha yang dikelolanya berjuang mempertahankan bisnisnyadi tengah pandemi COVID-19. “Dampak yang paling terasa adalah pada transaksi makan di tempat yang sekarang hanya tinggal 5 persen saja. Sesuai imbauan pemerintah kami juga membatasi kunjungan pelanggan untuk makan di tempat dengan mengutamakan layanan take away atau order memakai aplikasi,” kisah Muhammad.

Mitra restoran yang satu ini sudah beroperasi sejak 2011 dengan mendirikan outlet kecil. Usaha tersebut terus tumbuh dan sekarang berhasil menjadi sumber penghidupan bagi 250 orang karyawannya. Biasanya omzet utama Wingz O Wingz berasal dari pelanggan yang makan di tempat serta pelanggan yang memesan secara online. Namun sekarang mereka benar-benar mengandalkan penjualan online sebagai sumber pemasukan utama.

Meningkatnya transaksi dari pemesanan online didorong oleh terbukanya peluang bagi para mitra merchant GrabFood untuk mendapatkan eksposur di aplikasi Grab dan menjangkau basis konsumen digital yang lebih luas, serta memanfaatkan berbagai program pemasaran yang ditujukan untuk mendukung perkembangan bisnis UMKM lokal. Dukungan ini antara lain diwujudkan melalui hadirnya kategori khusus ‘Jagoan Lokal’ yang memuat daftar mitra merchant lokal favorit masyarakat masing-masing daerah.

“Dalam situasi saat ini ketika semua orang diam di rumah saja, aplikasi Grab sangat membantu bisnis kami untuk bertahan. Mereka tetap bisa memesan produk Wingz O Wingz lewat GrabFood. Saat ini paling saya syukuri sih bahwa usaha yang saya kembangkan ini sekarang tidak hanya tetap menghidupi ratusan karyawan tapi juga membantu para pengemudi ojek online di tengah situasi sulit ini,” ujar Muhlis.

Lain lagi dengan Surabaya. Salah satu mitra GrabFood di Kota Pahlawan ini adalah Ayam Bakar Primarasa yang legendaris. Restoran ayam bakar yang sudah dirintis sejak 1993 silam. Edwin Sugiaurto (29), generasi kedua pengelola Ayam Bakar Primarasa, menceritakan bahwa tantangan terbesar banyak pengusaha kuliner akibat pandemi COVID-19 adalah berhadapan dengan sejumlah keputusan sulit.

“Pilihannya banyak, misalnya menutup layanan makan di tempat; atau tutup total tanpa layanan makan di tempatdan take away; atau tetap beroperasi. Kita hanya bisa mengambil satu. Kami pun memilih untuk beroperasi seperti biasa supaya karyawan tetap memperoleh gaji utuh setiap bulan, dengan meningkatkan standar kebersihan dan melakukan prosedur pengecekan kesehatan. Total kami punya sekitar 100 karyawan yang tersebar di tujuh cabang,” tutur Edwin.

Untuk ukuran restoran yang sudah cukup lama beroperasi, Ayam Bakar Primarasa kini mengalami situasi yang menurut Edwin unik. Pendapatan bisnis utama sejak 27 tahun silam memang berasal dari pelanggan yang makan di tempat. Namun sekarang, sekitar 50 persen total transaksi datang dari pesanan online

 

Sementara itu, UMKM kuliner mitra GrabFood di Makassar, MasterCheese, harus mengubah jam operasionalnya menjadi lebih singkat. Usaha yang dirintis oleh Yulianti (32) sejak 2018 ini masih buka untuk mempertahankan omzet. Untungnya walau jumlah pengunjung yang makan di tempat semakin sedikit, jumlah pemesanan online terus meningkat.

“Memang lewat pesanan online, terutama Grab itu tetap banyak. Dulu saja sebelum Corona, 50 persen pesanannya dari Grab, sekarang pesanan online dari Grab naik sampai 80 persen. Bersyukur karena ada teknologi yang membuat kami mampu bertahan di situasi sulit ini,” kisahnya.

Lain lagi dengan Erwin Susanto (38), yang mengelola UMKM kuliner Martabak Mekar di Medan. Dia bercerita bahwa kondisi pandemi COVID-19 memang mulai terasa di Tanah Deli, namun belum sampai di tahap membuat usahanya yang berlokasi di pusat kota menjadi sepi pembeli. Terutama karena memang kebanyakan pembelinya memesan dari aplikasi GrabFood.

“Sebenarnya tidak banyak pengaruh. Saya masih buka seperti biasa, meski saya sudah ada rencana untuk tutup satu jam lebih cepat. Jumlah pesanan sendiri masih seperti biasa, belum terpengaruh pandemi. Apalagi pesanan memang lebih banyak dari online.  Jauh sebelum pandemi ini merebak, Grab sudah membantu untuk menjangkau lebih banyak pembeli, jadi mereka tidak perlu datang ke sini untuk bisa menikmati menu-menu martabak kami ,” jelas Erwin.

Standar Tinggi untuk yang Tetap Beroperasi

Muhlis, Edwin, Julia dan Erwin adalah 4 orang pelaku UMKM yang kini tengah berjuang untuk mempertahankan bisnisnya di tengah pandemi COVID-19 di Indonesia. Tantangan yang dihadapi berbeda-beda tapi sama-sama dihadapkan pada situasi yang mengancam kelangsungan bisnis mereka. Selain mengatur strategi bisnis untuk tetap dapat melayani pelanggan di tengah aturan pembatasan sosial, keempat pelaku usaha ini juga mengimplementasikan standar kebersihan tinggi, sesuai dengan anjuran pemerintah serta Standar Keamanan Terpadu untuk Layanan Pesan-antar Makanan yang diterapkan GrabFood. Mereka dapat memperoleh beragam materi edukasi yang relevan seperti langkah-langkah untuk menjaga kebersihan dan standar keamanan makanan dengan mudah, cukup mengaksesnya melalui aplikasi merchant GrabFood yang mereka gunakan sehari-hari.

Mereka telah mewajibkan pemakaian masker dan sarung tangan untuk seluruh karyawan. Bahkan, Edwin sudah menerapkan prosedur ini di Ayam Bakar Primarasa sejak awal Maret lalu, ketika pandemi belum merebak luas seperti sekarang. Selain itu, mereka juga kompak menerapkan pengecekan harian suhu tubuh karyawan, pelanggan dan mitra, sebagai upaya pencegahan.

Neneng Goenadi, Managing Director Grab Indonesia menjelaskan, “Grab, sebagai perusahaan aplikasi serba bisa terkemuka di Asia Tenggara, juga memiliki berbagai inisiatif guna mendukung upaya mitra merchant melawan pandemi COVID-19 di berbagai kota tempat kami beroperasi, yakni dengan menerapkan standar keamanan terpadu untuk layanan pesan-antar makanan. Standar yang dimaksud antara lain menghadirkan opsi pengantaran tanpa kontak sebagai langkah perlindungan bagi pelanggan sekaligus mitra, menyertakan Kartu Keterangan Pengiriman GrabFood yang berisi catatan tanggal, waktu, nama dan suhu tubuh karyawan yang menyiapkan makanan pada setiap kemasan makanan yang dipesan dan pemeriksaan suhu tubuh pelanggan, karyawan serta mitra pengantaran secara rutin.” 

 

Jika salah satu mitra pengantaran GrabFood menunjukkan gejala seperti suhu tubuh tinggi, demam, pilek, atau batuk, mitra merchant dapat melaporkannya kepada tim layanan pelanggan Grab dan meminta mitra pengantaran lain untuk menggantikannya. Selain itu, mitra merchant juga diminta untuk menerapkan physical distancing setidaknya 2 meter pada saat terjadi antrean. Mereka  juga diwajibkan untuk meningkatkan frekuensi pembersihan area persiapan makanan dan lainnya, setidaknya setiap 4 jam.  Semua karyawan yang menangani makanan harus mengenakan masker, sarung tangan, dan tutup kepala. Daging dan bahan mentah harus dijaga agar tetap higienis. Semua pesanan makanan yang akan diantarkan harus disegel dengan benar untuk menghindari kontaminasi. 

Sebagai upaya untuk memerangi pandemi ini, Grab menginisiasi gerakan #KitaVSCorona yang diluncurkan di berbagai wilayah di Indonesia, termasuk di Bandung, Surabaya, Makassar dan Medan. Melalui gerakan #KitaVSCorona, Grab telah membagikan ribuan masker, hand sanitizer, dan menyemprotkan desinfektan pada kendaraan mitra pengemudi GrabBike serta GrabCar, serta seluruh mitra pengantaran GrabFood serta GrabExpress. Sementara untuk para mitra merchant, Grab menyediakan berbagai langkah bantuan bagi merchant GrabFood untuk membantu bisnis mereka selama masa sulit ini. Grab juga akan mendanai secara langsung, serta bermitra dengan pihak ketiga terkait program pemasaran GrabFood untuk merchant-merchant terpilih yang diharapkan dapat membantu mereka menjangkau lebih banyak pelanggan dan menerima pendapatan tambahan. Grab juga melakukan edukasi mengenai gaya hidup sehat dan pencegahan penyebaran COVID-19 serta layanan pemeriksaan awal COVID-19 secara online lewat GrabHealth. 

Kunjungi pusat informasi media kami di negara lain

Ikuti perkembangan terbaru melalui sosial media kami

  • Facebook
  • LinkedIn
  • Instagram
  • Twitter
Bisnis

Grab Luncurkan GrabRewards untuk Membuat Perjalanan Sarat Manfaat

Grab hari ini mengumumkan GrabRewards, loyalty program regional pertama di Asia Tenggara untuk penumpang layanan pemesanan kendaraan, sekaligus menandakan satu tahun penuh kesuksesan pada tahun 2016 yang telah dilalui oleh penyedia layanan pemesanan kendaraan terdepan di Asia Tenggara ini.

Pengemudi & PelangganProduk & Teknologi

Grab Luncurkan Layanan In-app Instant Messaging, GrabChat, untuk Layanan Pemesanan Kendaraannya di Seluruh Asia Tenggara

Grab hari ini mengumumkan ketersediaan GrabChat, platform instant messaging atau pesan instan yang dibangun di dalam aplikasi Grab, untuk seluruh negara dimana Grab beroperasi di Asia Tenggara. Mulai hari ini sampai akhir minggu ini, GrabChat akan dihadirkan untuk seluruh pengguna Android dan iOS secara bertahap.