Soto menjadi street food terbaik dunia di tangan Pak Sadi

Pernah menginjakkan kaki di tempat yang membuatmu serasa ada di dua zaman sekaligus? Kalau kamu berada di Surabaya, menurutku seperti itu rasanya. Rapinya tata kota dengan taman dan kafe yang kontemporer, beradu mesra dengan hawa tempo doeloe dengan museum kapal perang di tengah kota dan hotel bersejarah dengan ornamen peninggalannya yang terawat.

Kota metropolis kedua terbesar setelah ibukota ini, memang destinasinya untuk menyesap seribu nuansa dalam satu waktu bersamaan. Termasuk menelusuri kisah panjang budayanya, mulai dari Jawa, Cina, Arab, sampai Belanda.

Pantas jikalau kota ini dijuluki juga ‘kota segala rasa’, selain kota Pahlawan. Karena kekayaan rasanya juga tertuang dalam keberagaman kulinarinya, yang kebanyakan menu-menu perintis yang menjadi legendaris di Indonesia, seperti Soto Ambengan. 

Baru aku tahu. Soto Ambengan ternyata asalnya dari Surabaya. Pak Sadi, adalah orang yang membuatnya pertama kali. Apa yang ada di pikirannya saat beride ingin membuat soto? Apa dia memang jago masak? Kalau memperhatikan foto di logonya, nggak kelihatan jejak Pak Sadi itu juru masak, dengan berkemeja biru dan kacamata. Tetapi kelihatan dia punya ambisi, yang dibuat tangannya, haruslah jadi yang terbaik.

Dan memang betul. Sambil mengantre di depan warung Pak Sadi, daripada penasaran kubuka-buka internet untuk mencari tahu historisnya tempat ini yang katanya sudah dari era 60an. Dulu di awalnya usaha Pak Sadi cuma soto keliling yang masih pakai pikulan di tahun 60an. 

Pak Hasni Sadi merantau dari Lamongan ke Surabaya, memikul sotonya dan berjualan dari kampung ke kampung sampai di akhir tahun 1971, sebelum menetap jualan soto di pojokan Jalan Ambengan, Surabaya. Di sana, cerita suksesnya dimulai. Soto Ayam Ambengan Pak Sadi (Asli) namanya bergema hingga ke penjuru kota dan menjadi nama panggungnya.

 

Percaya diri dengan kenikmatan sotonya, Pak Sadi berangkat lagi, kali ini membawa ambisi lebih besar, menaklukkan ibukota. Cabang baru dia buka di Jalan Wolter Monginsidi di tahun 80an. Aku belum lahir waktu itu. Baru akhirnya makan di tempat Pak Sadi di tahun 90an. Tetapi meski terpaut satu dasawarsa dari semenjak waktu dibukanya, keberadaan warung ini masih kedengaran sekali namanya. Konon masih Pak Sadi sendiri yang mengawasi setiap cabang miliknya untuk kualitas bahan dasar dan rasa soto sama seperti racikannya sendiri. Dan mungkin itu kunciannya bertahan, pada konsistensi rasanya.

Dari yang tadinya cuma soto pikulan, Soto Ambengan Pak Sadi telah memenangkan penghargaan tertinggi sebagai Masters of the Year dari World Street Food Congress Food pada tahun 2013 di Singapura. Mengalahkan nominasi pedagang jajanan kaki lima dari berbagai negara.

Sebagai pemegang rekor street food terbaik dunia, Soto Ayam Ambengan Pak Sadi (Asli) juga tidak menjadi tempat makan yang susah dicari. Justru sangat gampang, bahkan ada di GrabFood. Pesan sebentar, sampai dalam sekejap.

Menu andalannya, Soto Ayam Biasa. Soto Ayam Biasa ini, menu originalnya Pak Sadi. Satu porsi berisi daging ayam kampung, suun, telur rebus, dan seledri sekenanya. Karena aku sudah dapat tempat duduk di warungnya Pak Sadi, menu ini yang aku pesan kepada pelayan. 

Sambil duduk menunggu, kuperhatikan suasananya emang menarik kita balik ke era lama. Old skul, istilahnya. Perasaan ini kerasa pula dari kesederhaan interior dan penyajian Soto Ayamku yang datang bersama asap tipis di atasnya. Layaknya minum wine, kuhirup dulu aromanya, yang seolah untuk sejenak menerbangkanku kembali ke masa oma masih hidup dan rajin membuatkan sup ketika aku kecil. Rempahnya mengepul di udara, membuat pikiran dan perut tenang padahal belum memasukkan apa-apa.

Kuseruput sesendok demi sesendok kuahnya. Memang rempahnya juara. Kuahnya yang dipeluk hangat oleh lidah meninggalkan jejak kunyit dan sensasi asin yang gurih. Menggoda inderaku sehingga semakin bergelora menyambut potongan ayam kampung, daging sapi, ati-ampela, telur rebus, dan suun, yang ada di depan mata.

Rempah yang berlimpah memang tak terelakkan dan resep rahasia dari Soto Ayam Pak Sadi. Menonjol di tenggorokan, cekit kunyitnya, lengkuas, hingga serainya, yang menjadikan seduhan kuahnya bening kekuningan, khasnya soto Jawa Timur. Tetapi favoritku adalah taburan poya atau koya yang terbuat dari kerupuk udang digerus halus, sehingga membuat rasanya semakin meriah. 

Menu lain di warung ini, nggak kalah menariknya. Tahu campurnya mewah, dengan irisan tahu putih, selada, mie kuning, tauge, daging sapi, dan perkedel singkong, bertabur kerupuk di atasnya. Kuahnya yang kecokelatan melebur manis di mulut bersama aroma khas petis. Daging sapinya yang bercampur lemak empuk dan pas ditemani lembutnya rasa kunyit.

Ada lagi Soto Madura Campur, menu soto yang katanya juga populer. Isinya potongan daging sapi has dalam yang empuk dan tersaji bersama jeroan sapi seperti usus yang membuat kuah sotonya gurih karena lemak dan bagian daging sapi.

Tampilan sederhana yang kontras dengan racikan yang kompleks, mengantar cerita pada sebuah rasa yang nagih sepanjang masa. Di tangan Pak Sadi, cita rasa soto jadi berbeda dari warung soto pada umumnya. Keahliannya mix and match untuk semangkuk soto, serupa profesi desainer pakaian couture. Semua ada pada detailnya, sekecil apapun itu, jadi menambah selera.

Suwir demi suwir daging ayam kampung yang empuk, telur ayam mudanya, jeroan ayam, hati dan ampela, kulit ayamnya, pengembangan menunya dari aneka sate hingga tahu campur, sate paru, sate telur, sampai perkedel, rujak cingur, masakan China fu yung hai, ang sio tahu, sampai jamu. Membuat pengunjung tak bosannya kembali untuk mencicipi kreasi terbaru (maupun yang original) dari Pak Sadi.

Soto Ambengan Pak Sadi untuk brunch (sarapan di jam hampir makan siang) pas sekali buat perut aku. Wajar kan untuk memulai perjalanan kulinari di Surabaya dengan street food terbaik dunia! Nggak sabar berburu dan bertemu menu-menu unik lainnya di Surabaya yang menyenangkan dan mengenyangkan. 

 

ALAMAT Jalan Wolter Monginsidi, atau pesan di GrabFood

HARGA Kira-kira Rp40.000an / porsi

DETAIL Buka setiap hari dari pukul 8 pagi sampai 9.30 malam

MENU REKOMENDASI Soto Ayam