Surabaya, Januari 2020 – Pada umumnya, masyarakat mengenal empal sapi sebagai penganan yang digoreng. Tapi, apakah Anda pernah mencoba bakso dengan bahan dasar empal sapi? Inovasi makanan ini datang dari pasangan suami istri Fuady Achmad Santosa dan Indah Rahmawati Rahman. Pasutri ini memiliki bisnis bakso turun-temurun dari keluarganya. Persaingan di dunia kuliner bukan hanya datang dari penjual konvensional, tapi juga dari online seller. Agar dapat bersaing, Fuady dan sang istri terus berinovasi dengan produk dagangannya.
Bisnis Bakso Empal Sapi telah dirintis sejak tahun 2007 oleh orangtua mereka yang bermula dari sebuah warung kecil. Permintaan bakso tidak hanya datang dari pelanggan perorangan, tetapi juga dari pelanggan perusahaan seperti pebisnis catering, hotel, hingga penjual warung bakso lainnya. “Karena banyaknya permintaan ini, akhirnya kami buatkan bakso yang beku (frozen food) sebagai produk yang siap untuk dijual,” tutur Fuady.
Sebelum menjual bakso dalam kemasan beku (frozen food), keluarganya telah lebih dulu menjual tempura, nugget, dan sosis dalam kemasan beku. Karena persaingan bisnis semakin banyak, Fuady menciptakan ide penganan bakso dalam kemasan beku. “Awalnya untuk konsumsi keluarga sendiri aja. Lha kok enak, akhirnya kami coba untuk dijual ke pelanggan. Dan responnya bagus, permintaan dari pelanggan banyak, termasuk para pebisnis catering yang memesan produk bakso kami,” ujar Fuady. Bakso Empal Sapi milik Fuady semakin dikenal banyak orang di berbagai daerah.
Demi memenuhi permintaan pasar, Fuady dan istri pun mengembangkan produk bakso dengan banyak pilihan. Mulai dari bakso kecil, bakso besar, bakso spesial, bakso beranak, bakso keju, dan bakso jamur. “Pokoknya mengikuti tren bakso saat ini. Sesuai permintaan pasar. Tapi yang produk basic tetap ada, itu tadi kan pengembangannya,” jelasnya.
Bertambahnya varian bakso rupanya juga berbanding lurus dengan permintaan pelanggan yang meningkat signifikan. Permintaan datang dari sekitar wilayah Surabaya, Sidoarjo hingga luar kota. Dari semua menu, paling favorit bakso besar kecil spesial dan bakso urat. “Karena semakin banyak, kami tidak bisa mengirim sendiri lagi ke para pelanggan,” ujarnya. Oleh sebab itu, ia memutuskan untuk bekerja sama dalam urusan pengiriman barang. “Ternyata ada layanan kurir dari Grab namanya GrabExpress, yang cepat, mudah digunakan dan aman. Akhirnya kami pakai itu,” ujarnya.
Dalam satu hari, Bakso Empal Sapi bisa mengirim sebanyak 40 kali pengiriman. Ini terjadi pada momen-momen tertentu, momen-momen peak season misalnya. Sedangkan untuk hari-hari biasa, Bakso Empal Sapi biasanya mengirim rata-rata bisa sampai 15 kali pengiriman. “Untungnya GrabExpress punya fitur multidestinasi, yang bisa mengirimkan hingga 5 alamat berbeda dalam satu pesanan. Jadi saya tidak usah pesan 5 kurir yang berbeda, cukup 1 kurir saja,” ujarnya.
Menurutnya, banyak juga pelanggan yang sudah mengetahui tempatnya berjualan. Bagi mereka yang tidak bisa datang langsung, pihaknya siap mengantarkan pesanan tersebut dengan GrabExpress. “Sebelum bergabung dengan GrabExpress kami sangat kerepotan, capek di jalan. Tetapi kini semua sudah serba praktis. Fitur pelacakan langsung lokasi kurir, juga membantu saya dan pelanggan untuk tahu lokasi kurir. Jadi semuanya jelas dan bisa diukur,” katanya.
Menurut Fuady, semakin cepat pengiriman kepada pelanggan, akan semakin menjaga kepercayaan pelanggan. “Oleh karena itu, kita harus cari cara agar pelanggan bisa repeat order. Salah satunya dengan pelayanan yang bagus,” katanya. Pelanggan juga merasa senang karena produk bisa langsung dikirim setelah mereka selesai transfer pembayaran. “Atau bisa pakai fitur GrabExpress Nalangin. Jadi mitra pengemudi membayarkan barang terlebih dahulu kepada kami, lalu pelanggan tinggal mengganti uang kepada mitra pengemudi saat barang diterima,” tambahnya.
Fuady dan Indah juga tergabung ke dalam komunitas GrabExpress. Di sana, mereka menemukan banyak mitra yang memiliki banyak kegiatan terkait bagaimana membuat bisnis semakin booming. Fuady pun menceritakan salah satu acara pertemuan komunitas GrabExpress. “Di situ acaranya sangat bagus. Kami dijelaskan bagaimana melakukan pemasaran yang bagus beserta tips-tipsnya. “Kemudian saya mendaftar menjadi anggota. Komunitas ini menjadi tempat sharing yang bisa digunakan untuk saling belajar juga,” imbuhnya.
Kini, Bakso Empal Sapi telah genap satu tahun menjadi mitra GrabExpress. Perubahan yang terjadi pun begitu pesat. Hal ini membuat Fuady dan Indah rela meninggalkan pekerjaan sebelumnya untuk fokus mengembangkan bisnis ini. Apalagi di era digital seperti saat ini. Ada sosial media yang sangat bermanfaat untuk pengembangan bisnis. Mulai dari Instagram, Facebook, Whatsapp, bahkan review tempat dari Google Maps juga. “Bisa dikatakan, justru marketing saat ini sangat bergantung ke teknologi. Sekalian kalau bisnis ini bisa dilakukan di rumah sambil mengurus anak,” ujarnya.
Grab berkomitmen untuk terus berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi seluruh daerah di Indonesia. Khusus di kota Surabaya, data menunjukkan Grab berkontribusi sebesar Rp 9 triliun pada tahun 2018. Kontribusi terbesar dihasilkan oleh mitra GrabFood sejumlah Rp 4,22 triliun, diikuti GrabBike sebesar Rp 3,51 triliun, GrabCar senilai Rp 1.17 triliun, GrabKios individual dan toko sebesar Rp 50 miliar. Sementara, pendapatan mitra pengemudi GrabBike meningkat sebesar 144% dan mitra GrabCar sebesar 114%. Juga, penjualan mingguan mitra merchant GrabFood meningkat sebesar 34%. Selain meningkatkan pendapatan para mitra, Grab juga berkontribusi dalam penciptaan lapangan kerja. 38% mitra pengemudi GrabBike dan agen individual GrabKios, serta 33% mitra pengemudi GrabCar yang sebelumnya tidak memiliki penghasilan.