Laklak, jajanan khas Bali yang selalu membuat datang kembali

Pernah dengar istilah “Old but gold”? Sesuatu yang sudah lama dimakan zaman tapi ternyata masih sangat layak untuk didapatkan di era sekarang. Hal ini berlaku untuk banyak hal, mulai dari musik, lukisan, makanan, atau karya seni lainnya. Kebetulan kali ini kita membahas sesuatu yang masih sangat tradisional dan dipertahankan sampai sekarang, sesuatu yang kalau orang bilang “khas Bali”, khususnya di bidang kuliner. 

Selalu senang rasanya dengan vibes Bali, bagiku Bali merupakan rumah kedua yang selalu bisa dijadikan tempat pulang. Banyak kenangan, perjalanan, dan tentu kulineran yang menjadi alasan untuk kembali. Kali ini aku akan mengunjungi sebuah warung yang cukup legendaris di Bali. Namanya Warung Ne Men Gabrug, menyediakan kulineran khas Bali. Kata yang punya warung, Ni Made Sutrisni, beliau ingin melestarikan panganan khas Bali di zaman yang modern ini. Aku cukup terharu mendengar visi beliau, melestariakan adalah sesuatu yang tidak mudah, tapi beliau dengan kecintaannya terhadap Bali ingin tetap melakukannya. 

Warung Ne Men Gabrug sendiri tidak membuka cabang di mana-mana, eksklusivitas yang bertujuan menjaga kualitas ini sudah dipikirkan matang-matang oleh sang pemilik warung. Terletak di Jalan Hayam Wuruk, No. 269, Tanjung Bungkak, Denpasar, Laklak Men Gabrug laris dikunjungi oleh pelanggannya.Dari kejauhan aromanya sangat khas dan unik. Laklak Ne Men Gabrug, jajanan asal Bali ini ternyata terbuat dari bahan kayu bakar yang digunakan memakai batang pohon kopi sehingga menghasilkan rasa yang khas.Bulatan hijau di atas alat semacam nampan sudah terpampang di warung tersebut. Kata penjual di sana, warung ini buka setiap hari kecuali hari keagamaan seperti Gulungan dan Kuningan. 

Bahan-bahan laklak ternyata juga gak terlalu susah, terdiri dari tepung beras, garam, santan, air daun pandan, serta air daun suji. Setelah saya memesan dan mencobanya, kayu bakar dari batang pohon kopi tadi ternyata berpengaruh ke rasa yang menjadikannya spesial. Harganya pun membuat dompet bahagia, hanya Rp5.000 saja untuk satu porsi berisi 5 buah laklak. 

Untuk mendapatkan sesuatu yang luar biasa, memang membutuhkan usaha yang besar pula. Meski harganya gak mahal, tapi kamu harus sabar. Antrean panjang siap menanti kamu jika datang. Namun semua itu benar-benar terbayar tuntas ketika kamu sudah mencicipi jajanan ini. Dipadukan teh hangat dan suasana Bali, saya rasa ini cukup menjadi alasan saya kembali lagi. 

Tak hanya laklak, kalau kamu mau nyobain jajanan lain ada banyak kok. Mulai dari tipat cantok, tipat kuah, tipat plecing, rujak gula, rujak cuka. Nah, biar makin asik, jajan tradisional juga bisa dicampur sesuai yang kita inginkan, misalnya kalau ingin mencampur laklak dengan pukis, pisang rai, bubur sumsum, ongol–ongol, dan injin. Untuk minuman, Ne Laklak Men Gabrug juga menyediakan es daluman, es dawet, es campur, es gula, es kelapa muda, dan lain-lain. Lengkap, kan? Jadi, kamu kapan kamu mau ke sini?

 

ALAMAT Jalan Hayam Wuruk, No. 269, Tanjung Bungkak, Denpasar, atau pesan di GrabFood

HARGA Kira-kira Rp5.000an / porsi

DETAIL Buka setiap hari dari pukul 9 pagi sampai 6 sore

MENU REKOMENDASI Laklak