Panggil Saya Pace Ojek!

Kisah mitra pengemudi GrabBike di Jayapura yang menggeluti dua pekerjaan sekaligus untuk membantu proses pengobatan ibunda tercinta

PaJek, begitulah Enim Jonsen Walmuri, salah satu mitra pengemudi GrabBike di Jayapura biasa dipanggil oleh para pelanggannya. Enim mulai menggeluti profesi sebagai mitra pengemudi GrabBike pada bulan Agustus 2018. PaJek atau Pace Ojek nampaknya bukanlah sebuah panggilan yang asing lagi bagi pria yang telah menjalani profesi sebagai pengemudi ojek sejak tahun 2013. Enim bahkan memiliki sebuah kartu nama khusus yang berisi nomor kontaknya agar dapat dihubungi oleh para pelanggannya kapan saja mereka membutuhkan layanan ojek Enim untuk mengantar mereka ke suatu tempat, memesan makanan, atau sekedar membelikan kebutuhan mereka. “Saya tulis di kartu nama saya PaJek, singkatan dari Pace Ojek, orang-orang panggil saya seperti itu!” tutur Enim.

Sejak Grab hadir sebagai layanan transportasi online pertama yang melayani pengguna Jayapura pada bulan Oktober 2017, Enim mengungkapkan kebahagiaannya dalam menyambut kehadiran Grab di tanah kelahirannya. “Saya sangat senang saat tahu layanan Grab sudah masuk ke daerah Papua. Sebagai warga lokal, saya bisa dengan bangga menyatakan bahwa Papua juga tidak ketinggalan dengan daerah ibukota seperti Jakarta. Kami juga bisa merasakan kemudahan memesan angkutan transportasi dengan harga yang terjangkau.” ungkap Enim dengan bangga. Menurut Enim, kehadiran Grab di Jayapura dengan sendirinya menyejajarkan posisi Jayapura dengan kota-kota besar lainnya di Indonesia.

Meski belum genap setahun menjadi mitra pengemudi GrabBike, Enim menyatakan kecintaannya terhadap profesinya sekarang ini mengingat perjuangan yang cukup panjang saat mendaftarkan diri sebagai mitra pengemudi Grab. Cerita Enim bersama Grab berawal tepat pada saat Grab mulai meresmikan ekspansinya di Jayapura pada bulan Oktober 2017. Ia sangat antusias untuk bergabung bersama Grab. Namun sayang, kondisi Enim saat itu tidak memungkinkan karena ia harus menemani sang ibu yang menderita kanker untuk berobat di Jakarta selama beberapa bulan.

Meskipun Enim mengalami kondisi yang cukup menyulitkan saat melalui proses pendaftaran, ia tak cepat menyerah dan memanfaatkan waktunya selama berada di Jakarta sebaik mungkin untuk mencari lebih banyak informasi seputar Grab melalui setiap mitra pengemudi yang ia temui. Harapannya, setiap cerita pengalaman mitra pengemudi Grab di Jakarta dapat membantunya dalam mempersiapkan diri untuk melalui proses pendaftaran mitra pengemudi Grab yang ketat. Sekembalinya ke Jayapura, Enim mendaftar untuk menjadi mitra pengemudi GrabBike. Berkat kegigihannya, pada bulan Agustus 2018, Enim akhirnya resmi menjadi mitra pengemudi GrabBike.

“Saya masih ingat betul saat pertama kali mendapatkan penumpang GrabBike. Bagi saya, itu merupakan salah satu pengalaman yang tidak akan pernah terlupakan. Bahagia sekali rasanya bisa menjadi salah satu bagian dari Grab yang turut membuat masyarakat Papua merasa nyaman saat naik transportasi umum.” kenang pria yang juga pernah bekerja di Jepang selama tiga tahun dan fasih berbahasa Jepang ini.

Pria yang juga bekerja sebagai pengantar surat kabar Cenderawasih Pos selama 16 tahun ini mengaku bahwa kehadiran Grab memainkan peranan besar dalam membantu menambah pemasukkan penghasilannya guna membantu kehidupan keluarga kecilnya serta proses pengobatan ibunda tercintanya.

Cerita Enim adalah satu dari banyak kisah menarik para mitra pengemudi GrabG yang turut berkontribusi dalam membantu Grab mencapai kesuksesan beroperasi di 8 negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, di mana Grab beroperasi di 222 kota dari Sabang hingga Merauke. Grab merupakan everyday super app terkemuka di Indonesia yang terus berinvestasi dari segi teknologi untuk menghadirkan berbagai layanan untuk memenuhi kebutuhan harian masyarakat.

Grab juga telah menghadirkan layanan video streaming dengan bekerja sama dengan HOOQ bagi pelanggan Platinum. Pada tahun 2018, Grab berhasil memegang pangsa pasar layanan kendaraan roda dua sebesar 60% dan layanan kendaraan roda empat sebesar 70%. Selain transportasi, bisnis layanan pesan-antar makanan GrabFood juga berkembang pesat di Indonesia, beroperasi di 178 kota di Indonesia dari hanya 13 kota pada tahun sebelumnya, dengan volume pengiriman tumbuh hampir 10 kali lipat pada tahun 2018.