Darno (43), mitra pengemudi GrabBike asal Palangkaraya, menjadikan pekerjaannya sebagai wujud bakti kepada orang tua. Kisah perjalanan Darno hingga dapat tinggal di Palangkaraya bermula saat ia merantau dari Banyumas ke Sampit, Kalimantan Tengah pada Februari 2007, sebelum pindah ke Palangkaraya satu tahun kemudian. Darno dulunya memiliki dua pekerjaan sebagai tukang bangunan di pagi hari, dan menjadi penjaga toko bangunan di malam hari, sebelum akhirnya memutuskan bergabung menjadi mitra pengemudi GrabBike.
Di setiap hari Jumat, pria kelahiran 1976 ini menggratiskan biaya perjalanan GrabBike bagi seluruh penumpang, tanpa pandang bulu. Hal ini diakuinya sebagai ibadah, yang pahalanya diperuntukkan bagi orang tuanya. “Saya berjanji dan bersumpah kepada diri saya sendiri, mengenai hal ini. Saya berdoa agar niat baik dan ibadah saya ini dapat diberikan kepada orang tua, khususnya untuk ibu saya. Hal ini saya lakukan bukan untuk mengharapkan sesuatu, tetapi hanya ridho Tuhan Yang Maha Esa. Saya mendapatkan panggilan hati secara pribadi untuk membalas semua pengorbanan orang tua saya, terutama ibunda saya di Banyumas,” lanjut Darno.
Sang ibunda tinggal sebatang kara di kampung halamannya. Meskipun jauh, Darno berharap pahala baiknya dapat memberi kebahagiaan bagi sang ibu. Ia pun menjelaskan bahwa hal ini juga merupakan salah satu caranya untuk berbuat baik dan berkontribusi kepada sesama walaupun dalam jumlah kecil.
Niat baik Darno pun ternyata mendapatkan reaksi yang beragam dari para penumpangnya. Sebagian besar penumpang mempertanyakan alasan Darno. “Bapak aneh, tujuan nge-Grab tapi malah gak mau dibayar,” ujar salah satu penumpang seperti yang dikisahkan Darno. Ia hanya tersenyum dan menjawab, “Dibayarnya nanti saja di akhirat.” Salah satu respon yang paling berkesan bagi Darno adalah saat ia mengantarkan seorang pegawai menuju kantornya. Ketika sampai di tempat tujuan, sang penumpang sempat kaget dan agak memaksa untuk membayar. Hingga akhirnya sang penumpang mencium tangan Darno dan menitikkan air mata karena tersentuh dengan jawaban Darno: “Saya tidak akan rugi, Bu. Tuhan yang akan bayar dan bayarnya nanti saja di akhirat.” Setelah itu, Darno pun mendapatkan pesan teks, “Terima kasih banyak, Mas. Semoga panjang umur.”
Darno bergabung sebagai mitra pengemudi GrabBike di Palangkaraya sejak bulan Juli 2018 lalu. Pria ini mengaku bahwa bergabung dengan Grab awalnya karena keisengan semata. Sejak mendengar cerita dari temannya yang telah lebih dulu menjadi mitra pengemudi Grab di Jakarta, niat Darno pun semakin mantap untuk bergabung menjadi mitra pengemudi Grab. Proses administrasi menjadi sebuah tantangan tersendiri baginya yang masih kurang akrab dengan teknologi.
Setelah bergabung bersama Grab, Darno merasakan bahwa ia dapat lebih menikmati hidupnya yang dirasakan lebih teratur. Hingga akhirnya Darno pun memutuskan untuk berhenti bekerja sebagai penjaga malam di toko bangunan karena ia merasa cukup dengan penghasilannya sebagai mitra pengemudi Grab dan tukang bangunan. Kini, Darno bekerja sebagai tukang bangunan sejak pagi hari dan mulai ngojek pada pukul lima sore. Selain itu, Darno mendapatkan banyak pengalaman baru dan senang bertemu pelanggan dengan watak yang beragam. “Saya banyak belajar memahami karakter orang ketika nge-Grab. Ada yang ramah memberikan senyuman, baik hati, walau ada juga yang kurang menyenangkan. Bagi saya, semua ini menjadi pengalaman yang seru dan menyenangkan,” ujar Darno.
Cerita Darno ini merupakan salah satu kisah inspiratif mitra pengemudi Grab. Darno saat ini tinggal bersama sang istri dan satu anaknya yang saat ini sedang kuliah. Pekerjaannya sebagai mitra pengemudi Grab memberikannya kesempatan untuk dengan leluasa dapat mengatur waktunya, dan juga untuk berbuat baik ke lingkungan sekitarnya. Darno sangat bersyukur pula karena penghasilannya meningkat sehingga akhirnya ia dapat mengunjungi sang ibunda selama satu minggu untuk melepas rindu. “Berkat penghasilan dari Grab dan profesi saya sebagai tukang bangunan, saya dapat mengunjungi ibu saya di Banyumas kemarin selama seminggu. Alhamdulillah, ibu saya masih sehat,” tutup Darno.