Medan, Oktober 2019 – Teknologi telah membawa banyak perubahan di dunia. Mulai dari mengubah cara hidup, interaksi, hingga perspektif manusia. Dulu, bekerja dan mencari nafkah hanya menjadi tugas seorang laki-laki. Hari ini, kita bisa melihat banyak perempuan menempati berbagai posisi strategis di berbagai perusahaan atau pemerintahan. Mayoritas perempuan pun bekerja untuk membantu ekonomi keluarga mereka, dan tak sedikit juga dari mereka bekerja untuk mengaktualisasi diri.
Ambil contoh Martha Rehulina. Wanita berusia 49 tahun ini memilih mendirikan toko kelontong di Medan demi membantu ekonomi keluarganya. Sebagai ibu dari dua anak, Martha menyadari bahwa penghasilan suami tidak cukup untuk membiayai kebutuhan keluarganya. Memang, di awal mendirikan toko, dia mendapat keluhan dari anak dan suami karena mereka merasa perhatian ke keluarga menjadi sedikit berkurang. Namun, setelah berkomunikasi, akhirnya keluarga mendukungnya untuk menjalankan toko kelontong miliknya.
“Dengan mendirikan toko ini, keuangan keluarga saya jelas terbantu. Terkadang saya menyesal kenapa tidak dari dulu saya membuka toko seperti ini. Apalagi sekarang menjadi lebih mudah menjalankan toko karena dibantu oleh Kudo untuk memenuhi kebutuhan barang,” terang Martha.
Kudo atau Kios untuk Dagang Online merupakan layanan yang menggabungkan antara bisnis online dengan bisnis konvensional melalui aplikasi. Kudo dapat menyediakan jutaan barang dari berbagai toko online dengan beragam merek dagang. Tak hanya itu, dengan Kudo pelanggan juga dapat membeli pulsa, membayar tagihan listrik dan internet, mengirim uang dan paket, serta berbagai layanan bermanfaat lainnya.
Martha merasakan usahanya sangat terbantu dengan kehadiran Kudo, mengingat ia menjalankan toko ini sendirian. Biasanya, setiap kali mau belanja, Martha terpaksa harus menutup tokonya. Karena sering tutup untuk belanja memenuhi kebutuhan toko, pelanggan Martha sering pindah belanja ke toko lain. Belum lagi setiap belanja, dia harus mengeluarkan ongkos yang cukup besar.
“Keuntungan saya meningkat drastis setelah ikut bergabung sebagai mitra agen Kudo. Tinggal order melalui aplikasi, barang langsung diantar di hari yang sama. Yang lebih menyenangkan, barang juga disusun dan dirapikan di toko. Biasanya, saya pergi 2 kali seminggu untuk belanja. Sekarang, saya tidak perlu lagi meninggalkan toko,” tambah Martha.
Martha mengatakan bahwa sejak menggunakan Kudo, omzet penjualan dari tokonya melonjak drastis hingga 100% setiap harinya. Awalnya, omzetnya hanya ratusan ribu, namun kini bisa mencapai jutaan rupiah. Dia mengaku sering membeli rokok dan minuman botol dalam satuan yang besar setiap kali belanja. Dalam seminggu ia bisa belanja 2 hingga 3 kali untuk memenuhi kebutuhan tokonya melalui Kudo.
“Toko saya itu berada di wilayah mahasiswa yang sering belanjanya rokok dan minuman. Kami buka mulai pukul 3 pagi sampai 12 malam setiap harinya. Kami sekeluarga sering bergantian untuk menjaga toko setelah anak saya pulang kuliah,” ucap Martha.
Martha mengungkapkan, saat pertama kali menggunakan Kudo, dirinya cukup kesulitan untuk menggunakan aplikasinya. Dia mengaku tidak cukup mahir menggunakan smartphone untuk melakukan order. Bahkan di awal, ia mengaku sempat tidak tertarik menggunakan Kudo. Namun, berbekal bantuan penjelasan dari sang anak, akhirnya Martha mau belajar untuk menggunakan Kudo dan semakin paham. Kini, dirinya malah memanfaatkan berbagai layanan Kudo untuk menjalankan berbagai kebutuhan tokonya. Melalui Kudo, Martha tidak hanya beruntung di bisnisnya, namun ia juga semakin melek digital.
“Di awal memang saya enggak mau menggunakan Kudo karena tidak paham, tapi setelah dibantu anak akhirnya paham, dan sekarang malah ketagihan. Mulai dari belanja kebutuhan toko sampai untuk membayar berbagai tagihan bulanan, seperti, BPJS, listrik, dan pulsa, saya bayar melalui Kudo,” katanya sambil tersenyum.
Kini, Martha semakin getol mengajak keluarga dan teman-temannya untuk bergabung menggunakan Kudo. Ia ingin banyak orang juga merasakan manfaat seperti dirinya setelah bergabung di Kudo. Menurutnya, Kudo telah memberikan berbagai penawaran harga yang jauh lebih menarik dibandingkan penyedia aplikasi lainnya.
“September ini, saya sudah mengajak 4 orang untuk bergabung dengan Kudo. Mereka ternyata senang juga setelah bergabung dengan Kudo. Saya ingin manfaat dari Kudo juga bisa didapatkan oleh teman dan saudara saya, sehingga mereka tidak perlu repot setiap kali belanja,” ujar Martha.
Dengan dampak yang dirasakan oleh Martha sekarang setelah bergabung sebagai mitra agen Kudo, bukan tidak mungkin dirinya berharap kalau tokonya bisa menghasilkan omzet yang semakin besar. Dia berharap, penghasilan yang didapat kedepannya bisa membantu biaya kuliah sang anak. Martha pun berharap Kudo semakin memperluas layanannya di waktu mendatang, terlebih senantiasa melakukan pembaharuan aplikasi untuk mempermudah para penggunanya.
Pada akhirnya Grab melalui Kudo memang menjadikan banyak pemilik usaha mikro seperti Ibu Martha sebagai target utama pemberdayaannya.
Martha adalah salah satu dari banyaknya wirausahawan mikro yang diberdayakan oleh Kudo, lewat Grab yang kini telah menjadi everyday super-app terkemuka di Asia Tenggara. Membawa dampak positif teknologi bagi masyarakat Indonesia, #GrabForGood kini telah berhasil mengubah hidup lebih dari 9 juta wirausahawan mikro dalam mendapatkan penghasilan melalui platform Grab, dengan menjadi mitra pengemudi, mitra pengantaran, mitra merchant, ataupun agen Kudo. 21 persen mitra pengemudi Grab tidak memiliki pekerjaan sebelum bermitra dengan Grab, sedangkan 31 persen mitra agen Kudo tidak memiliki sumber pendapatan sebelum bergabung dengan Grab-Kudo.
Selain membuka peluang ekonomi, Grab juga mampu membantu menciptakan akses yang lebih baik kepada layanan finansial dan pembayaran digital. Sejak Grab didirikan pada tahun 2012, Grab telah membantu lebih dari 1,7 wirausahawan mikro untuk membuka rekening bank pertama mereka. Grab pun dapat membantu mewujudkan masa depan non-tunai di Asia Tenggara. Tingkat pembayaran non-tunai dalam platform Grab 9 kali lebih tinggi dibandingkan dengan pembayaran non-tunai secara keseluruhan di Asia Tenggara.