Berhasil Keluar dari Jerat Kemiskinan, Cerita Pria Lulusan SD yang Jadi Inspirasi Desanya

Makassar, Oktober 2019 – Inspirasi bisa datang dari siapa saja. Tak melulu dari orang-orang dengan gelar pendidikan tinggi, tapi kerap juga dari seseorang yang hanya lulusan pendidikan tingkat Sekolah Dasar (SD) seperti Iskandar Daeng Rani. Segala jenis pekerjaan hampir pernah dilakukan oleh Iskandar, ia pernah menjadi pekerja serabutan, pengayuh becak, hingga buruh bangunan. Semuanya ia lakukan demi kelangsungan hidup keluarganya. 

Latar belakang pendidikan yang hanya sampai jenjang SD membuat Iskandar kesulitan memperoleh pekerjaan yang layak. Penghasilannya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, untuk membeli susu sang anak yang masih bayi pun sulit. 

Ia sempat bekerja di perusahaan air mineral kemasan yang berada jauh dari kediamannya. Sehingga untuk menghemat biaya transportasi, ia harus rela tinggal jauh dari istri dan anak-anaknya. Iskandar paham, kondisi tersebut adalah risiko sebuah pekerjaan, demi menghidupi keluarganya. “Tidak mudah meyakinkan anak-anak dan istri, bahwa hidup jauh dari mereka adalah kondisi yang harus diterima saat itu agar tetap bisa bertahan. Saya baru bisa pulang ke rumah saat akhir pekan untuk melepas rindu kepada istri dan anak-anak saya,” kata Iskandar mengenang masa sulitnya dulu.

Hidup serba kekurangan juga acap kali membuatnya dipandang sebelah mata. Saat meminta bantuan kepada kerabat, walau sekadar untuk membelikan makan anak dan istrinya, Iskandar mendapat penolakan. Tapi menurutnya, dia tidak pernah menyimpan dendam dengan orang yang dulu mengabaikan permintaan tolongnya. 

Kisah pilu yang dialaminya membuat Iskandar giat mencari kerja yang lebih layak, hingga suatu ketika Iskandar memutuskan bergabung dengan Grab sebagai pengemudi GrabCar. Ayah empat orang anak asal Desa Lagaruda, Kecamatan Sanrobone, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan itu bercerita, menjadi mitra pengemudi GrabCar telah banyak mengubah hidupnya dan orang-orang di sekitarnya. Penghasilan Iskandar mencapai 9 juta bulan ini. Keberhasilannya banyak menginspirasi tetangga dan keluarga di desanya untuk keluar dari jerat kemiskinan agar bisa mengikuti jejaknya. 

“Alhamdulilah, melalui saya, ada beberapa orang yang memilih jalan hidupnya menjadi mitra pengemudi GrabCar. Ada yang meninggalkan pekerjaan mereka. Ada yang pengayuh Bemor (becak motor) di kampung orang, ada yang menganggur, kini mereka bisa dan berhak berpenghasilan layak,” ucap Iskandar.

Meski hidup Iskandar mulai membaik dengan menjadi mitra pengemudi GrabCar, saat ini ia masih memanfaatkan mobil sewaan untuk menjalankan profesinya sebagai pengemudi. Iskandar berharap, pundi rupiah yang dikumpulkan dari pekerjaannya sebagai mitra pengemudi GrabCar segera terkumpul untuk memiliki kendaraan sendiri.

“Saat ini kan saya masih meminjam kendaraan keluarga dalam menjalankan profesi saya sebagai mitra pengemudi GrabCar. Jadi penghasilannya masih terbagi. Tidak utuh buat saya semata. Tapi harus membayar mobil itu juga,” terangnya.

Iskandar juga memiliki mimpi lain untuk membuka usaha kecil-kecilan sebagai bekal mempersiapkan masa depan saat fisiknya tak mampu lagi bekerja menghasilkan uang. “Usia terus bertambah. Kita harus punya strategi agar yang kita kerjakan saat masih muda, bermanfaat untuk masa tua. Maka itu, dari sekarang saya menabung. Saya bersyukur, penghasilan dari Grab sangat cukup untuk kebutuhan sehari-hari, kebutuhan untuk menyenangkan anak dan istri, serta tentunya untuk menabung,” bebernya.

Dalam menjalankan profesinya sebagai mitra pengemudi GrabCar, Iskandar mengaku banyak menemui kendala. Tapi baginya itu adalah tantangan dari profesi yang telah dia pilih itu. “Ya ini kan pekerjaan yang dijalankan secara online. Sedikit berbeda dengan yang dijalankan secara manual. Ada saja pelanggan yang kadang membingungkan pengemudi. Misalnya, lokasi yang mereka pilih di aplikasi, berbeda dengan lokasi mereka sesungguhnya. Kalau saya temui kondisi seperti itu, ikhlas dan sabar saja. Saya juga bantu penumpang itu agar lain kali tidak berbuat hal tersebut, agar perjalanan bisa menjadi lebih lancar juga,,” tuturnya.

 

Iskandar berprinsip, kejujuran adalah kunci utama jika ingin meraih kesuksesan dalam hidup. Orang-orang dengan sikap jujur akan mudah diterima di tempat mana pun. “Bersikap tidak jujur saat bekerja sangat saya hindari. Saya percaya, setiap perbuatan buruk akan ada ganjarannya, cepat atau lambat,” jelasnya.

Keluarga menjadi motivasi utama Iskandar dalam bekerja. Dia tak ingin anak-anaknya mengikuti jejaknya, yang hanya lulusan SD. Dia bertekad melihat anak-anaknya bisa mengenyam pendidikan hingga perguruan tinggi. Dia sadar, untuk mewujudkan hal tersebut tentu membutuhkan biaya. Tidak ada warisan harta berlimpah dari orang tuanya, karena itu agar taraf hidupnya dan keluarga bisa membaik, maka jalannya yaitu bekerja keras.

“Cukup saya yang merasakan putus sekolah. Anak-anak saya harus maju dari orang tuanya. Saya banting tulang mencari rezeki agar anak-anak bisa hidup cukup dan terpenting, mendorong mereka berpendidikan tinggi. Agar tidak merasakan susah seperti orang tuanya. Saya yakin, pendidikan juga menjadi salah satu penopang kesuksesan seseorang, selain mengajarkan mereka moral yang baik,” tukasnya.

Sebelum menutup obrolan, Iskandar berharap Grab akan selalu mengembangkan layanan jasanya, karena sangat membantu perekonomian keluarganya dan mitra pengemudi Grab lainnya. “Segala jenis pekerjaan pernah saya jalani, tapi yang paling memudahkan hanya menjadi driver GrabCar. Semoga perusahaan ini berkembang terus sehingga eksistensinya tak luntur,” pungkas Iskandar.

Iskandar merupakan salah satu dari jutaan mitra pengemudi Grab meraih impiannya demi membahagiakan orang tersayang. Saat ini, Grab menyediakan layanan dengan jangkauan terluas di Asia Tenggara di 338 kota yang tersebar di 8 negara dengan lebih dari 152 juta unduhan aplikasi, termasuk Indonesia tempat Grab beroperasi di 224 kota dari Sabang hingga Merauke.

Berdasarkan hasil penelitian Riset Centre for Strategic and International Studies (CSIS) dan Tenggara Strategics, Grab telah berkontribusi sebesar 48,9 triliun rupiah bagi perekonomian Indonesia di tahun 2018. Pada layanan GrabCar, rata-rata pendapatan mitra pengemudi tumbuh 114% dengan kisaran pendapatan Rp 7 juta per bulan. Selain transportasi, bisnis layanan pesan-antar makanan GrabFood juga berkembang pesat di Indonesia, beroperasi di 178 kota di Indonesia dengan volume pengiriman tumbuh hampir 10 kali lipat pada tahun 2018.